di smp aku., aku ikutan PMR., trus kan PMR da BINTAL, aku siih pertama pertamanya siih., gk takut., tapi sejak temenku yang bernama ANNE RUFAIDA., menceritakan tentang si KERUDUNG MERAH., aku jdi merinding niih., apa lagi 2 tahun yang lalu., kelas yang aku tepati kosong., trus baru di tempati sekarang lagi., mana kelas ku deket kamar mandi lagi (tepat kejadian)., huhuu jadi takut di bintal., tapi tetep aja si KERUDUNG MERAH itu masih misteri... hiiyy!! duuh., tuh., kan jdi merinding! huhu Anne siiih!!!
:P
I'm here! :D
WELCOME GUYS.... It is MY BLOG.. :D Hope You Enjoy Reading my story :D
Jumat, 06 Agustus 2010
Rabu, 04 Agustus 2010
Puasa

Buat temen temenku yang ter-chayang., mau kenal mau tidak., bentar lgi khan puasa.., jdi aku mo mnta maap bwat temn temn ku., aku minta doanya supaya bisa puasa full 1 bulan., AMIN....
jdii., tolong ya, maafkan segala kesalahanku.,
buat temen temen Sd ku,
kumpul di mana niih???
klo jdi., ikut doong!!!!!!!
:D
boleh ya?
klo ya : Thanks!!!!!
klo gak: huuuh!!! pada jaat niihh!!! -,- :( gk di ajakkin....
:P!!!!!
Minggu, 06 Juni 2010
Yum or Yuk?
hmm mama manu bikin spageti! nyam ynyam.. tapi ngecium baunya udah mual!! week!! duhh tapi rasanya sungguh lezat!!! YUMMY! mau gak mau gak mau gak mau gaK! ahhhhhh ZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZzzz
Sabtu, 05 Juni 2010
Jumat, 04 Juni 2010
Kemareen..
Gini ceritanya., kemaren kan ujan GEDE., trus aku teh lgi ngobrol ma temen aku di kamar aku., ujug ujug we aya aer di kamar abdi., euleuhh... eta teh ti teras kamar abdi., etamah.. euhh.., banjir ti luar., beuuh.. eta mah jadinamah urang jeung temen abdi maen aer sareng ngabersihan eta aer teh., eta mah ngampe pereum listrik., beuuh meuni lila..
ieu teh nu benerna tanggal tilu agustus dua rebu sapuluh
hampura nya... sabab salah tanggalna..
ieu teh nu benerna tanggal tilu agustus dua rebu sapuluh
hampura nya... sabab salah tanggalna..
Please..?
woii! follow gue dongg! jangan lupa di twitter juga ya! http://twitter.com/arum_w
dan klo bisa follow dan ask question di http://formspring.com/nadarum
thanks ya..
dan klo bisa follow dan ask question di http://formspring.com/nadarum
thanks ya..
The Wise One of the Oil

Pengucapan:* ah-buh-rah-soo-mah-shee
Area yang ditinggali:* Hutan, Disekitar lampu minyak yang menyala.
Kekuatan khusus:* Ilusi, Menghilang
Tingkat Bahaya:* Sering mengganggu
Kesukaan:* Minyak, Lampu Minyak, Kebijaksanaan.
Dibenci:* orang yang suka merusak, orang yang tidak menghargai alam,
orang yang kejam, orang yang suka menindas.?
Penampilannya yang aneh sudah cukup untuk memancing pertanyaan tentang asal usul hantu yang menarik ini. Diceritakan bahwa pada suatu masa, jika ada seorang biksu atau pendeta yang mencuri minyak, maka ia akan menjadi Abura-sumashi. Minyak tersebut digunakan untuk menyalakan lampu untuk menghangatkan badan. Abura –sumashi bersifat bijak, sangat tenang tetapi terkadang sedikit nakal dan bisa menyebabkan celaka, dan cerita tentang hantu ini masih terus berlanjut dijaman sekarang. Mahluk ini menggunakan baju dari rumput kering (yang biasa digunakan untuk melindungi badan dari hujan bagi orang jepang zaman dulu), serta membawa tongkat seperti layaknya para biksu budha,. Menggunakan sandal kayu atau sandal jerami, Mahluk ini mempunyai sesuatu yang unik dikepalanya, yang mencerminkan ketenangannya,. Menonjol keluar dari Kepalanya yang bulat dan terbuat dari batu.
Walaupun ada sumber yang berbeda pendapat tentang mahluk ini, tetapi hamper di semua cerita Abura-sumashi digambarkan sebagai sesosok mahluk yang tenang dan walaupun sedikit nakal tetapi mahluk ini tidak pernah membahayakan orang, mahluk ini sangat bijak dan pintar. Ketika seseorang bercerita tentang Abura-sumashi biasanya orang tersebut mengatakan bahwa “dia berada disekitar kita sekarang!” jika para pendengarnya mulai gelisah dan melihat disekilingnya, maka Abura-sumashi yang memang sedang berada disekitar mereka akan segera menghilang. Abura-sumashi biasanya muncul pada musim dingin dan menyukai kehangatan yang dihasilkan oleh lampu minyak, Mahluk ini akan menghilang jika lampu tersebut mati. Adalah kesempatan yang baik jika bisa berbincang dan berteman dengan mahluk ini.
Yuki Onna

Yuki-Onna (Wanita Salju) adalah kisah hantu saju yang meiliki wajah yang amat cantik, berkulit putih, berambut gelap panjang terurai, tapi memiiki tatapan mata yang dingin laksana salju. Dalam cerita jepang, Yuki-Onna membuat para pendaki gunung tersesat dalam badai sehingga mereka mati membeku. Terkadang dia juga membekukan laki-laki yang disukainya dengan baik, katanya sih untuk dipersembahkan pada hantu gunung yang merupakan tuan dari Yuki-Onna ini. Kisah Yuki-Onna (Wanita Salju) merupakan salah satu kisah hantu klasik dengan latar belakang kehidupan di-Jepang, yang sudah sering diangkat dalam bentuk opera, bahkan pernah dibuat dalam bentuk film klasik. Kisah hantu klasik tidak ditandai dengan adegan berdarah-darah, namun lebih merupakan cerita yang diisi tokoh manusia dan hantu yang melibatkan percintaan, kesedihan yang dalam dan tragedi.
Cerita dimulai dari dua orang penebang kayu bernama Mosaku dan Minokichi yang hidup di daerah provinsi Musashi (terletak di antara Tokyo dan Saitama), Mosaku adalah seorang pria yang berada di usia senja, sementara muridnya, Minokichi adalah seorang pemuda tegap berumur 18 tahun. Setiap hari mereka berangkat pagi-pagi sekali ke sebuah hutan yang jaraknya 5 mil dari desa mereka. Di antara desa mereka dan hutan yang dituju ada sebuah sungai besar yang beraliran deras. Begitu derasnya arus sungai tersebut sehingga tidak ada jembatan yang kuat menahan arus (jembatan yang ada selalu rusak akibat terjangan arus deras). Siapapun yang ingin menyebrangi sungai harus melewatinya dengan bantuan kapal penyebrang kecil.
Suatu hari Mosaku dan Minokichi sedang dalam perjalan pulang ke desa. Ketika itu cuaca begitu dingin dan mulai turun badai salju. Saat sampai di tepi sungai, mereka menemukan bahwa si pengayuh perahu yang biasanya menyebrangkan mereka telah pulang ke rumah dan meninggalkan perahunya karena cuaca buruk. Sadar bahwa mereka tidak mungkin menyebrangi sungai, mereka memutuskan untuk bermalam di pondok sementara si pengayuh perahu. Pondok itu benar-benar sederhana, hanya terdiri dari sebuah ruangan tanpa jendela yang berisi dua buah Tatami, tanpa perabotan apapun.
Mosaku dan Minokichi yang sudah lelah segera menutup pintu agar salju tidak masuk ke dalam pondok, lalu kemudian beristirahat. Mereka merasa cukup hangat dan nyaman sehingga Mosaku yang lanjut usia tak lama berbaring langsung tertidur pulas, sementara Minokichi yang masih muda termenung mendeangar suara angin yang menderu yang disertai arus sungai yang bertambah deras. Badai tidak mereda dan udara malah bertambah dingin, namun setelah bersusah payah akhirnya Minokichi tertidur juga. Entah telah berapa lama Minokichi tertidur, tiba-tiba Minokichi terbangun karena merasakan butir-butir salju yang lembut di wajahnya. Ternyata pintu pondok yang mereka diami telah terbuka dengan paksa.
Minokichi melihat seorang wanita dalam pondok, wanita yang putih seperti salju dan memancarkan cahaya seperti salju (Yuki-Akari) sedang membungkuk diatas Mosaku. Ia tengah meniupkan nafasnya yang dingin menyerupai asap putih kepada Mosaku. Minokichi benar-benar terkejut dan ketakutan, ia ingin menjerit namun tak ada sebuah suara pun yang keluar dari mulutnya. Saat itulah sang wanita misterius itu beradu pandang dengannya, ia mendekatkan wajahnya pada Minokichi. Dalam ketakutan yang amat sangat, Minokichi merasakan bahwa wanita yang berada di hadapannya adalah seorang wanita yang amat cantik, walaupun sorot matanya membuat tubuhnya gemetar dalam ketakutan. Minokichi hanya bisa terdiam tak dapat berkata apa-apa.
Wanita itu terus menatap Minokichi dan tiba-tiba tersenyum dan berkata, “aku ingin memperlakukanmu sama seperti orang lain, tapi aku kasihan padamu. Kau, masih muda, begitu tampan, Minokichi. Aku tidak akan menyakitimu tapi jika kau memberitahu siapapun termasuk ibumu tentang apa yang terjadi malam ini… maka aku akan membunuhmu! Ingat apa yang telah kukatakan ini.” Seusai wanita salju itu berbicara kepada Minokichi, ia meninggalkan Minokichi sendirian. Mengira bahwa itu hanyalah mimpi, Minokichi segera bangun dan melihat keluar namun ia tidak melihat siapapun atau apapun. Sambil menutup pintu ia bertanya-tanya apakah bukan angin yang membuka pintu pondok tadi. Ia memanggil Mosaku namun tidak ada jawaban. Minokichi mengulurkan tangannya untuk menyentuh Mosaku dan tanpa sengaja ia menyentuh wajah Mosaku, dan ternyata wajahnya telah membeku. Mosaku telah meninggal.
Ketika fajar tiba, badai pun berakhir dan si pengayuh perahu menemukan Minokichi yang tergeletak pingsan di samping Mosaku yang telah meninggal. Ia membawa keduanya menyebrang, lalu menguburkan jenazah Mosaku. Sementara Minokichi dibawa pulang kerumahnya. Setelah sembuh, Minokichi tidak dapat langsung melupakan kejadian yang telah ia alami. Ia dihantui oleh kematian Mosaku, namun ia bersikeras untuk tidak menceritakan kejadian itu pada siapapun, karena ia tidak ingin kehilangan nyawanya. Lama berselang, Minokichi baru berani kembali pada pekerjaan sehari-harinya, menebang kayu, membelahnya menjadi potongan-potongan kecil, lalu menjual kayu tersebut ke pasar dengan bantuan ibunya.
Pada musim dingin tahun berikutnya, Minokichi sedang berada dalam perjalanan pulang melalui jalan setapak di hutan, saat ia berpapasan dengan seorang gadis yang amat cantik, berkulit putih indah, yang hendak melalui jalan yang sama. Minokichi pun menyapa gadis itu dan tanpa disangka gadis itu menjawab dengan suara yang menurut Minokichi adalah suara yang paling merdu yang pernah didengarnya. Mereka pun mulai berjalan bersama dan bercakap-cakap. Si gadis menceritakan bahwa ia bernama O-Yuki, ia telah kehilangan kedua orangtua, dan untuk menyambung hidupnya ia akan pergi ke Yedo (Edo atau Tokyo) untuk mencari kerabatnya agar dapat membantu mencarikannya pekerjaan sebagai pelayan.
Entah apa yang dirasakan Minokichi, namun rasanya gadis itu nampaknya makin cantik dimatanya. Minokichi pun mulai merasa suka pada gadis itu, sehingga ia memberanikan diri untuk bertanya apakah gadis itu sudah memiliki pasangan. Gadis itu tertawa sambil mengatakan bahwa ia belum memiliki pasangan atau kekasih. Ia pun balik bertanya apakah Minokichi telah memiliki pasangan, dan Minokichi menjawab bahwa ia pun belum memilikinya. Setelah pernyataan ini maka kedua muda-mudi ini tidak berbicara lagi sampai mereka tiba di desa tempat tinggal Minokichi. Namun dalam hati masing-masing telah tumbuh rasa saling menyukai. Maka Minokichi mengundang O-Yuki untuk singgah dan beristirahat di rumahnya. O-Yuki ternyata bukan hanya gadis cantik, namun juga berkelakuan baik. Ibu Minokichi pun tak butuh waktu lama untuk menyukainya. Sampai ia membujuk agar O-Yuki mau menunda perjalanannya ke Yedo. Pada akhirnya O-Yuki tidak pernah melanjutkan perjalanannya ke Yedo, melainkan menetap di desa itu dan tinggal bersama Minokichi dan ibunya, sebagai istri dan menantu.
Lima tahun kemudian ibu Minokichi meninggal, O-Yuki tetap bersama-sama Minokichi, bahkan ia telah melahirkan 10 orang anak lelaki dan perempuan bagi Minokichi. Semuanya tampan dan cantik, serta memiliki kulit putih seindah ibunya. Banyak penduduk desa yang mengagumi O-Yuki. Kebanyakan petani tampak tua setelah melahirkan anak, namun O-Yuki yang telah menjadi ibu 10 anak tetap terlihat cantik. Secantik saat pertama kedatangannya di desa, mereka.
Suatu malam setelah anak-anak tidur, O-Yuki menjahit dibantu dengan sebuah cahaya dari lampu kertas. Minokichi yang sedang menatapnya, tiba-tiba berkata, “Melihat kau menjahit dengan pantulan cahaya di wajahmu, aku teringat suatu hal aneh yang terjadi saat aku masih berusia 18 tahun. Kala itu aku melihat seorang wanita yang secantik dan seputih dirimu… dan ia memang mirip denganmu…”
Tanpa menghentikan pekerjaannya, O-Yuki bertanya, “ceritakanlah padaku, dimana kau bertemu dengannya?” lalu Minokichi mulai bercerita tentang Mosaku dan pengalamannya di pondok pengayuh perahu. “Entah itu sebuah mimpi atau bukan, tapi saat-saat itulah aku pernah melihat orang secantik engkau. Tentu saja ia pasti bukan manusia dan aku sangat takut padanya. Hingga sekarang pun aku tidak yakin apakah yang aku lihat itu mimpi atau memang benar-benar seorang wanita salju.”
O-Yuki langsung melemparkan jahitannya. Ia mendekati suaminya dan berseru, “itu adalah aku! Bukankah aku telah mengatakan bahwa aku akan membunuhmu jika cerita itu pernah keluar dari mulutmu. Sekarang, demi anak-anak kita…” O-Yuki tetap berteriak namun suaranya menjadi penuh kesedihan, “jagalah anak-anak kita, karena jika kamu tidak melakukannya, maka aku akan melakukan hal yang pernah aku katakana padamu…”
Minokichi tidak sempat berkata apa-apa. O-Yuki mulai tidak terlihat dan kemudian menguap menjadi butir-butir salju yang halus, yang menghilang melalui cerobong asap. sejak saat itu, ia tidak pernah terlihat lagi…
menunggu hari esok :D
besokk!! wihhiyy!! seneng + enggak! huhuu
seneng : aku ultahh yeyy!!! ultah ke 12!! woohoo!! ckckc >.< hehehe biasalah hehe
enggak : huhuhu papaku pergi ke Jepang di saat ultah kuu.. pulang'y tanggal 12 juni huhu sedih hati ku ckckck :( batallah semua keinginan ku.. :((( hueee
seneng : aku ultahh yeyy!!! ultah ke 12!! woohoo!! ckckc >.< hehehe biasalah hehe
enggak : huhuhu papaku pergi ke Jepang di saat ultah kuu.. pulang'y tanggal 12 juni huhu sedih hati ku ckckck :( batallah semua keinginan ku.. :((( hueee
Langganan:
Postingan (Atom)